Minggu, 15 Januari 2012

Beton

Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa Belanda. Kata concrete dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin concretus yang berarti tumbuh bersama atau menggabungkan menjadi satu. Dalam bahasa jepang digunakan kata kotau-sai yang artu harfiahnya material-material seperti tulang.
Beton adalah material komposit yang rumit. Beton dapat dibuat dengan mudah bahkan oleh orang-orang yang tidak mengerti tentang teknologi beton, tetapi pengertian yang salah dari kesederhanaan ini sering menghasikan persoalan pada produk beton seperti reputasi jelek dari beton sebagai materi bangunan.
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, yaitu mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok, dan nama lama untuk beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted concrete) dll.

Sejarah penemuan teknologi beton dimulai dari :
Aspdin (1824) Penemu Portland Cement;
J.L Lambot (1850 ) memperkenal konsep dasar konstruksi komposit (gabungan dua bahan konstruksi yang berbeda yang bekerja bersama – sama memikul beban);
F. Coignet (1861) melakukan uji coba penggunaan pembesian pada konstruksi atap, pipa dan kubah;
Gustav Wayss & Koenen ( 1887) serta Hennebique memperkenalkan sengkang sebagai penahan gaya geser dan penggunaan balok “ T ” untuk mengurangi beban akibat berat sendiri;
Neuman melakukan analisis letak garis netral;
Considere menemukan manfaat kait pada ujung tulangan; dan
E. Freyssinet memperkenalkan dasar – dasar beton pratekan.
Contoh Pemakaian Konstruksi Beton pada Jamannya:
Bangunan kubah Pantheon didirikan th 27 SM;
Pemakaian Pot bunga dari beton yang menggunakan kawat anyaman (produk dipatenkan oleh Joseph Monier tahun 1867);
Pembuatan kapal beton yang dilengkapi penulangan (tahun 1855);
Jembatan Lamnyong-Darussalam; dan
Menara Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Sejarah Analisis dasar perhitungan di Indonesia:
PBI 1955 – PBI 1971 yang lebih dikenal dengan perhitungan lentur cara – n; dan
SK SNI 1991 ( T-15-1991-03) tentang Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton.

Tidak ada komentar: